watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

ORANG ORANG PASAR

Malam itu pasar sudah sedikit sepi, dan
dibeberapa sudut kios sudah terlihat gelap, cukup
menyeramkan bagi orang-orang yang tidak
pernah memasuki pasar pada malam hari lain
halnya dengan orang-orang berikut ini…
***
Si Ujang
Ujang anak jalanan, umurnya baru 15 tahun,
badannnya kurus. Ujang yang biasa tidur di salah
satu kios pasar, setelah sibuk ngamen
diperempatan jalan pasar “X”. Malam itu seperti
biasanya si Ujang masuk pasar, saat dia sedang
mencari kardus bekas untuk alas tidurnya, Ujang
didatangi oleh Rono preman pasar tersebut yang
saat itu sedang setengah mabuk setelah minum
minuman keras bersama teman-temannya.
“Hei jang baru datang, mau tidur ya?”
“Iya kang”, Ujang menjawab dengan sedikit takut.
“Aku nggak punya duit nih, sini bayar ongkos
numpang tidur dulu.”
“wah kang tadi lagi sepi buat Ujang makan aja
udah nggak ada?”
“Jangan banyak omong kamu, sini ikut aku dan
jangan banyak omong ayo…”
Ujang dengan terpaksa mengikuti Rono dengan
perasaan takut dan gemetaran. Saat tiba disalah
satu sudut kios yang sedikit tersembunyi, gelap
dan sepi Rono berhenti.
“Udah disini saja”
“Ampun kang, bener Ujang nggak punya uang
ampun kang jangan ujnag dipukuli?”
“Jangan banyak omong diem aja kamu, kalo mau
selamat”
Tanpa banyak basa-basi Rono kemudian menarik
Ujang dan merogoh celananya. Si Ujang sangat
ketakutan terutama pada Rono preman pasar
yang cukup ditakuti itu.
“Dasar males kerja apa aja kamu, duit aja nggak
punya”, Rono memaki Ujang sambil memukul
kepalanya.
“Ampun kang, tadi sepi nggak banyak yang
ngasih lagian sebagian udah Ujang setorin ke
kang adun”, si Ujang hanya bisa pasrah sambil
memegang kepalanya yang dijambak Rono. Tapi
kemudian tiba-tiba Rono dengan kasar membuka
membuka celana Ujang, sehingga Ujang hampir
jatuh karenanya.
“Ampun kang jangan saya disiksa kang ampun”,
ratap Ujang sambil menangis sesenggukan.
Tapi Rono sepertinya sudah gelap mata dengan
kasar dia menarik celana Ujang sehingga anak itu
tinggal memakai kaos oblong lusuh miliknya, dan
celananya dilempar oleh Rono.
“Kamu diem aja ya jangan coba-coba bersuara
apalagi teriak, sini”, si Rono dengan kasar menarik
pundak Ujang sehingga posisi Ujang
membelakangi Rono. Kemudian Rono membuka
celananya dan kontolnya yang sudah tegang
langsung berdiri mengacung siap untuk
menembak.Rono dengan tangannya meraba
pantat Ujang dan saat dia menemukan
lubangnya, kemudian dia mengarahkan
kontolnya ke lubang pantat Ujang.
“Aduh kang sakit ampun”, Ujang sedikit berteriak
saat kontol Rono mulai mendesak masuk ke
pantatnya.
“Diem kamu jangan banyak bacot!”
Rono memasukan kontolnya perlahan-lahan dan
sedikit demi sedikit, sepertinya dia juga merasa
sedikit sakit karena lubang pantat Ujang sangat
sempit. Keringat mulai mengucur dari badan
mereka terutama Ujang yang wajahnya kian
pucat menahan sakit. Saat sudah hampir
setengahnya dengan tanpa perasaan Rono
mendorong kontolnya masuk, dan bersamaan
dengan itu Ujang berteriak tertahan dan badannya
menegang menahan sakit di lubang pantatnya.
“Diem kamu jangan bersuara cuman sebentar
aja”, kata Rono dengan sedikit terengah-engah
setelah kontolnya masuki ke lubang pantat Ujang.
Setelah beberapa saat kemudian Rono mulai
menggerakkan pantatnya perlahan-lahan
kemudian bertambah cepat. Ujang hanya bisa
menangis sesenggukan menahan sakit badannya
yang kurus sudah penuh oleh keringat, dan
Ujang sudah tidak bisa menangis lagi, dia hanya
menggigit bibir menahan sakit. Gerakan Rono
sangat kasar dia memaju mundurkan pantatnya
dengan cepat. Selang beberapa saat kemudian
nafasnya mulai memburu dan badannya mulai
menegang, gerakan badannya bertambah kasar
sesekali dia menjambak rambut Ujang dan
sesekali mencengkram pundak Ujang sampai
akhirnya matanya terpejam, badannya
menegang dan pantatnya menekan ke pantat
Ujang dengan kasar berkali-kali.
“Ngaaakh… Ouchh”, Rono mendesah saat
kontolnya muncrat membasahi liang Ujang
dengan spermanya.
Dilain pihak bersamaan dengan itu Ujang
menyeringai menahan sakit dan badannya juga
ikut tegang kemudian terkulai lemas, Ujang
langsung pingsan. Beberapa saat kemudian Rono
melepaskan tubuh Ujang yang langsung jatuh
tersungkur. Dan tanpa perasaan Rono kemudian
kencing di badan Ujang dan meninggalkan Ujang
yang terkulai pingsan akibat disodomi olehnya.
Saat sadar Ujang hanya bisa menangis karena
seluruh badannya terasa sakit terutama lubang
pantatnya yang saat dipegang olehnya masih ada
darah yang mengalir.
“Mak tologin Ujang mak, sakit” Ujang meratap
sendiri dan suaranya hampir tidak terdengar,
pandangan mata Ujang mulai gelap. Tidak ada
yang tahu kalau disalah satu sudut pasar ada anak
yang tergolek kesakitan.
***
Udin
Setelah sejak siang hari bekerja mengangkut
beras kekios tempatnya bekerja Udin nangkring
bersama beberapa kuli yang lain. Sudah dua hari
anak kampung yang baru 16 tahun itu bekerja.
Badannya cukup berisi karena sudah biasa
bekerja di sawah membantu bapaknya di
kampung. Saat Panceklik dia mencoba mencari
tambahan ke kota “X”, dan mendapat pekerjaan di
kios beras pak Nurdin. Saat asik melihat kuli lain
yang sedang main kartu datang beberapa
perempuan yang biasa mangkal disitu dan
melayani birahi para kuli dengan bayaran yang
memang “murah”, untuk ukuran orang gedean.
Seperti biasa dengan suara yang sedikit keras
mereka menggoda para kuli itu.
“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang
mah akang mau”, kata salah seorang diantara
mereka.
“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya
bayar dulu tidak bisa ngutang atuh”, perempuan
muda yang bernama Neneng itu menjawab.
Neneng tidak terlalu cantik, badannya bahenol
usiannya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur
suaminya, “Eh kang itu siapa, anak baru ya?”, kata
Neneng saat melihat Udin yang sedikit keheranan
melihat kedatangannya.
“iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari
disini”, Neneng tersenyum genit dan mendekati
Udin yang dari tadi melihatnya.
“kenapa jang kok kayak tidak pernah liat
perempuan aja”
“Ah enggak teh”, Udin menjawab dengan malu-
malu.
“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa
mendingan sama saya saja”
“Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama
barang baru masih orsinil kan asik dapet perjaka,
ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua
dari pada di sini sama mereka.”
“Awas jang jangan kena di rayu entar kena sipilis
kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin
ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik
tau”, sambil mengacungkan tinjunya Neneng
memaki para kuli itu dengan sedikit marah.
Udin agak rikuh juga karena Neneng
menggandeng tangannya, kemudian mereka
berdua ngobrol disalah satu warung kopi.
“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar
lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo,
ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau
kan…”
Udin cuma bisa tersenyum dan mengangguk
perlahan. Kemudian mereka berjalan
berduamenyusuri gang di belakang pasar
menuju ke rumah Neneng yang kebetulan dekat
dengan pasar. Sampai dirumah Neneng
kemudian menyuruh Udin masuk dan kemudian
mengunci pintu, Udin sedikit keheranan.
“ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa
disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata
Neneng.
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya
mau saya ajarin mau kan”, kata Neneng sambil
membelai dada Udin yang bidang.Udin hanya
diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa
kepalanya mengangguk perlahan.
“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Neneng sambil
menarik kaos yang dipakai Udin, dan kemudian
dia membuka risleting celana yang dipakai Udin.
Dengan bernafsu Neneng mencium bibir Udin
yang kebingungan diperlakukan seperti ini,
namun karena godaan Neneng Udin juga mulai
terbakar birahi. Neneng mendorong Udin
ketempat tidur sehingga Udin jatuh terlentang
diatas tempat tidur, kemudian Neneng menarik
celana Udin sehingga anak itu bugil. Kontol Udin
sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi
kontolnya itu. Neneng hanya tersenyum
melihatnya.
“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu
udah sering lihat yang kayak gitu..”
Kemudian Neneng membuka bajunya, Udin
makin salah tingkah melihat ada wanita yang
bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ke
tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan
menggigit puting uding.
“ahhh aduh geli teh”, Udin mendesah kegelian
diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”
Neneng memengang kontol Udin dan
mengarahkannya ke memeknya. Udin melihatnya
masih dengan badan gemetaran.
“akhhh…” Udin mendesah saat kontolnya masuk
kedalam memek Neneng, matanya terpejam
menikmati sensasi yang baru dia rasakan di
kontolnya.
“akhh…sss enak kan Din,” Neneng bergerak naik
turun sambil meremas-remas susunya.
Udin merem-melek menikmati goyangan
Neneng, kontolnya serasa dipijat dan disedot di
dalam memek Neneng, kemudian pantatnya
mulai naik turun mengikuti gerakan Neneng dan
tangannya meremas-remas seprei, baru saat
Neneng membimbing tangannya ke susu Neneng
“Remas Din… Aakhh”. Udin meremas-remas
susu neneng, dan saat susu itu disodorkan
kemulutnya Udin mulai mengemutnya persis
seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat
Neneng menegakkan badannya.
Neneng masih asik menggoyang pantanya dan
tangannya meremas-remas dada Udin. Udin
mulai gelisah tangannya kadang meremas susu,
kadang meremas seprei dan kadang memegang
pinggang Neneng seolah-olah mengatur agar
neneng menekan sedalam mungkin.
“Aduh… teh… Aakh”,Udin mendesah, bicaranya
mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan
badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak
keatas, matanya terpejam dan pantatnya
mengangkat naik dan crot…crot…crot… Entah
berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya
dan akhirnya Udin terkulai lemas.
“Yaaa kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat
dulu aja ya”, kata Neneng dengan nada sedikit
kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.
Saat pagi hari Ujang bangun dan melihat Neneng
yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu
masih telanjang dan tertarik saat melihat
gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus,
kemudian dia mulai meraba memek Neneng. Saat
Neneng merasakan memeknya ada yang
mengusap-usap dia terbangun melihat Udin
tersenyum dan membiarkan Udin
memperlakukannya seperti itu. Udin kemudian
naik ke atas tubuh Neneng menindihnya dan
mengarahkan kontolnya ke memek Neneng lalu
menekannya.
“Akh…ngehh”
“Enak kan Din sss… Akh.. Tekan yang dalem din..
Akhh…”
Udin menggerakkan pantatnya maju mundur dan
Neneng Menggoyangkan pinggulnya mengikuti
gerakan maju mundur pantat Udin. Hanya
desahan yang terdengan dari mulut mereka
berdua.
“aduh din…terus… Akh.. Yaaa terus din yang
kerasss akhh din yeah…terus akhh…”
“Akh teh udin mau keluarehh akh teh… sss..
Akkkh…ngahouch…”
“Teteh dateng din akh…din… Aouchhh…”
Badan mereka berdua menegang, Neneng
mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya,
sedangkan Udin seperti busur panah, pantanya
menekan memek Neneng dan tangannya
meremas seprei dan sesaat kemudian mereka
terkulai lemas. Kepala Udin rebahan di susu
Neneng dan kemudian tidur terlentang di sisi
Neneng. Beberapa saat kemudian.
“Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin
sekalian Udin harus bayar yah murah kok cuman
20000 aja.”
Udin hanya mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian Neneng mulai menjilati seluruh badan
Udin dada Udin kemudian turun kebawah. Saat
sampai di kontol Udin Neneng menjilati kepala
kontoln Udin yang masih sedikit tersisa
spermanya yang mulai kering, dan kemudian
mengulumnya.
“akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Udin
mendesah dan badannya gemetaran, da
kontolnya mulai mengeras lagi.
Neneng terus mengulum kontol Udin sambil
mengocoknya. Udin menggerakkan pantatnya
naik turun.
“akhh…teh…teehhhh ouch…”
Sperma Udin muncart dimulut Neneng dan
sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya.
Neneng menelan semuanya dan kemudian
menjilati sisa-sisa sperma Udin sampai bersih.
Setelah mandi Udin membayar uang seperti yang
telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.
“Din, kamu baru berapa hari kerja disini udah
kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut
sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh
sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit
bahaya kan”, Pak Nurdin menasehati Udin.
Udin hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi
karena terlanjur ketagihan Udin sering pergi
bersama Neneng dan tanpa disadarinya dia
ketularan penyakit dan saat akan berobat Udin
tidak mampu menebus obatnya karena uangnya
sudah habis untuk mebayar Neneng dan
kemudian dia pulang ke kampung dengan
perasaan malu yang teramat sangat.


Adult | GO HOME | Exit
1/3081
U-ON

inc Powered by Xtgem.com